A. Pengertian Alkohol
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil (-OH).
B. Rumus Umum Alkohol
Secara umum, rumus umum untuk senyawa alkohol adalah sebagai berikut:
CnH2n+1OH / CnH2n+2O
Meski demikian, rumus senyawa alkohol yang lebih mudah dipahami adalah CnH2n+1OH bila dibandingkan dengan CnH2n+2O. Hal ini dikarenakan sebagai berikut
- Pada rumus pertama, gugus hidroksil (-OH), yang merupakan suatu ciri khas senyawa alkohol, dapat lebih mudah terlihat dan lebih mudah dimengerti bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa alkohol.
- Hal yang kedua supaya tidak rancu dengan rumus eter dimana eter juga memiliki rumus umum CnH2n+2O.
C. Tata Cara Penamaan Alkohol
Terdapat dua cara penamaan senyawa alkohol yang secara umum dipakai saat ini, yaitu sebagai berikut
- Tata Cara IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) Langkah-langkah yang dilakukan untuk penamaan senyawa alkohol dengan tata cara IUPAC adalah sebagai berikut:
- Rantai karbon terpanjang dalam molekul yang memiliki gugus hidroksil (-OH) dipilih sebagai rantai utama/induk dan diberi penamaan sesuai dengan tata cara penamaan alkana tetapi berakhiran dengan "-ol".
- Penomoran pada rantai utama dimulai dari ujung yang terdekat dengan gugus hidroksil (-OH).
- Jika ada lebih dari satu gugus hidroksil (-OH), akhiran -ol diganti dengan -diol, -triol, dan sebagainya.
- Setiap cabang dari rantai utama disebut dengan substituen/gugus alkil dan diberi nama sesuai dengan substituen/gugus alkil tersebut.
- Posisi cabang ditunjukkan dengan awalan angka.
- Bila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja dan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di; 3 = tri; 4 = tetra; 5 = penta, dan seterusnya.
- Bila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang ditulis sesuai urutan abjad. Misalnya etil ditulis lebih dulu daripada metil.
- Tata Cara TRIVIAL Tata cara TRIVIAL dinyatakan dengan nama gugus fungsi alkil yang mengikat gugus hidroksil (-OH) di ikuti dengan kata alkohol, yaitu sebagai berikut:
- Tentukan gugus alkil yang mengikat gugus hidroksil.
- Tambahkan akhiran alkohol setelah nama substituen.
Beberapa contoh dari tata cara penamaan senyawa alkohol dapat dilihat pada Tabel 1 seperti dibawah ini.
E. Daftar Pustaka
- Dewan, S.K., 2015, Kimia Organik Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
- Fessenden, Fessenden, 1986, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
- Petrucci, Hardwood, Herring, Madura, 2011, Kimia Dasar, Prinsip Prinsip & Aplikasi Modern, Edisi Kesembilan, Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar