Kamis, 01 Juni 2017

HIDROKARBON

"Hidrokarbon merupakan sebuah senyawa yang sangat penting didalam mempelajari mengenai Kimia Organik, dengan pemahaman yang baik mengenai hidrokarbon maka proses pembelajaran mengenai Kimia Organik ataupun pembelajaran kimia secara umumnya akan dapat berlangsung dengan lebih baik."


Senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen disebut hidrokarbon (hydrocarbon). Hidrokarbon yang paling sederhana hanya mengandung satu atom karbon dan empat atom hidrogen, yaitu metana (CH4). Dengan meningkatnya jumlah atom karbon (C), jumlah atom hidrogen (H) juga meningkat secara sistematik dan hal ini bergantung pada jenis hidrokarbon.
(Sumber: Petrucci et al, 2011, hal. 90).
Hidrokarbon terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Hidrokarbon Jenuh
  2. Hidrokarbon jenuh hanya mempunyai ikatan C-C tunggal (Alkana).
  3. Hidrokarbon Tak Jenuh
  4. hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan C-C rangkap 2 (Alkena) atau ikatan C-C rangkap 3 (Alkuna).
  5. Hidrokarbon Aromatik
  6. Hidrokarbon aromatik merupakan senyawa siklik yang mempunyai sifat kimia berkaitan dengan benzena.
    (Sumber: Anindhita, Rusmalina, 2017, hal. 8).


Alkana dan sikloalkana disebut hidrokarbon jenuh (saturated hydrokarbon), artinya "jenuh dengan hidrogen". Senyawa ini tak bereaksi dengan hidrogen. Senyawa yang mengandung ikatan-pi disebut tak jenuh. Dalam kondisi reaksi yang tepat, senyawa ini bereaksi dengan hidrogen, menghasilkan produk yang jenuh.
(Sumber: Fessenden, Fessenden, 1986, Jilid 1, hal. 84)

A. ALKANA
Alkana adalah hidrokarbon jenuh rantai terbuka (alifatik) yang mengandung karbon-karbon ikatan tunggal. Rumus umumnya adalah(CnH2n+2) dengan n dapat bernilai 1, 2, 3, dan seterusnya. Anggota pertama disebut metana, anggota berikutnya (C2H6) dikenal sebagai etana.
(Sumber: Dewan, 2011, hal. 53).
Beberapa anggota pertama Alkana dengan rumus molekulnya, yaitu sebagai berikut:

  • Metana (CH4)
  • Etana (C2H6)
  • Propana (C3H8)
  • Butana (C4H10)
  • Pentana (C5H12)
  • Heksana (C6H14)
  • Heptana (C7H16)
  • Oktana (C8H18)
  • Nonana (C9H20)
  • Dekana (C10H22)
  • Unidekana (C11H24)
  • Dodekana(C12H26)
Pada alkana, karbonnya adalah hibrida (sp3) dan bentuknya tetrahedral. Dalam hidrokarbon ini, tetrahedral di ikat satu sama lain dengan panjang ikatan C-C adalah 154 pm dan C-H adalah 112 pm. Alkana mempunyai rumus umum (CnH2n+2)
(Sumber: Dewan, 2011, hal. 54)

A.1. Sifat Fisika Alkana

  1. Titik Didih
    • Titik didih alkana rantai lurus meningkat agak teratur dengan meningkatnya massa/bobot molekulnya (20o - 25o untuk penambahan 1 C). Hal ini disebabkan karena kenaikan gaya intermolekul.
    • Isomer rantai cabang memiliki titik didih lebih rendah dari n-alkana. Alasannya adalah area permukaan isomer bercabang menurunkan daya tarik intermolekul.
  2. Titik Lebur
  3. Titik lebur meningkat dengan meningkatnya jumlah karbon, tetapi variasinya tidak teratur. Diketahui bahwa alkana dengan nomor atom karbon genap akan mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dari alkana yang memiliki atom karbon ganjil. Ini disebut efek alternasi (alternation). Alasannya adalah alkana dengan jumlah atom karbon genap lebih simetris dibandingkan alkana dengan jumlah karbon ganjil.
  4. Kelarutan
  5. Alkana non-polar tidak larut dalam pelarut polar seperti H2O dan alkohol, tetapi sangat larut dalam pelarut non-polar seperti petroleum eter, benzena, dan CCl4. Hal ini sesuai dengan aturan "like dissolve like".
  6. Densitas
  7. Densitas meningkat dengan meningkatnya massa molekul. Alkana lebih ringan dari air.
    (Sumber: Dewan, 2011, hal. 56).
B. ALKENA
Alkena merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua. Rumus umumnya adalah (CnH2n). Dalam alkena tiap atom karbon hibridanya adalah (sp2).Kedua karbon pada sebuah ikatan rangkap dua terikat oleh sebuah ikatan σ (sigma)dan juga sebuah ikatan π (pi) yang menghasilkan tumpang tindih antara orbital asli 2pz.
(Sumber: Dewan, 2011, hal. 67)

B.1. Sifat Fisika Alkena

  1. Titik Lebur
    • Alkena memiliki titik lebur lebih tinggi daripada alkana karena memiliki elektron π (pi) yang lebih mudah terpolarisasi dibanding elektron σ (sigma). Dengan demikian alkena memiliki gaya intermolekular yang lebih kuat.
    • Trans-alkena memiliki titik lebur lebih tinggi daripada bentuk cis. Hal ini disebabkan karena bentuk trans lebih simetris dari bentuk cis. Molekul-molekul simetris tersusun lebih berdekatan sehingga meningkatkan titik lebur.
  2. Momen Dipol
  3. Trans-alkena yang simetris memiliki momen dipol nol dan oleh sebab itu, trans-alkena bersifat non-polar. Cis-alkena memiliki sedikit momen dipol sehingga bersifat polar.
  4. Titik Didih
    • Alkena rantai lurus memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan isomer rantai cabang.
    • Cis-alkena memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan trans-alkena. Hal ini disebabkan karena trans-alkena bersifat non-polar sedangkan cis-alkena bersifat polar.
  5. Kelarutan
  6. Alkena yang kepolarannya lemah praktis tidak larut dalam pelarut polar (H2O) tetapi dapat larut dalam pelarut non-polar (CCl4, C6H6, dll).
    (Sumber: Dewan, 2011, hal. 69).
C. ALKUNA
Alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki rumus umum CnH2n-2. alkuna disebut juga asetilina yang memiliki paling sedikit satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga. Anggota pertama alkuna disebut juga asetilina. Alkuna banyak dipakai untuk diubah menjadi banyak senyawa organik.
(Sumber: Dewan, 2011, hal. 85).

C.1. Sifat Fisika Alkuna

  1. Bau
  2. Asetilina mempunyai bau bawang putih karena adanya fosfor PH3 yang muncul sebagai pengotor.
  3. Titik Lebur/Titik Didih
  4. Alkuna memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi dari alkena atau alkana. Hal ini disebabkan karena struktur linier rangkap tiga yang tersusun dengan rapat.
  5. Kelarutan
  6. Karena non-polar, alkuna dapat larut dalam pelarut non-polar seperti CCl4, CHCl3 tetapi tidak larut dalam pelarut air yang polar sesuai aturan "like dissolve like".

D. BENZENA
Benzena adalah sebuah senyawa aromatik. Senyawa aromatik disebut demikian karena aromanya, yaitu bau enak yang khas.(Sumber: Dewan, 2011, hal. 113)

Benzena dengan rumus C6H6 memiliki tingkat kejenuhan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan sulitnya menentukan struktur benzena yang tepat dalam waktu lama. Namun, akhirnya Kekule memberinya struktur yang terlihat dalam gambar 1 seperti gambar dibawah ini. Meskipun demikian , struktur resonansi ini gagal menjelaskan mengenai kestabilan benzena yang tidak biasa dan juga kenyataan bahwa benzena lebih mudah mengalami substitusi daripada reaksi adisi. Benzena tidak benar-benar mengandung sebuah ikatan rangkap murni, suatu fakta yang membuktikan mengapa benzena tidak menyukai reaksi adisi.



D.1. Sifat Fisika Benzena
Benzena memiliki bau khas, tidak tercampur dengan air, larut dalam pelarut organik lain. Benzena terbakar dengan nyala api hitam. Nyala api ini mengidentifikasikan sifatnya yang sangat tidak jenuh, dengan jumlah karbon lebih dari jumlah hidrogen.


DAFTAR PUSTAKA
- Dewan, S.K. Kimia Organik Farmasi, 2011, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
- Fessenden, Fessenden, Kimia Organik, 1986, Edisi Ketiga, Jilid 1, Erlangga, jakarta.
- Petrucci, Harwood, Herring, Madura, Kimia Dasar Prinsip Prinsip & Aplikasi Modern, 2011, Edisi Kesembilan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
- Anindhita, Metha Anung, Rusmalina, Siska, Modul Praktikum Kimia Organik, 2017, Universitas Pekalongan, Pekalongan.

Minggu, 21 Mei 2017

Tata Cara Penamaan Senyawa Alkohol

"Didalam mempelajari Senyawa Alkohol, terdapat beberapa kendala yang sering dihadapi. Kendala tersebut diantaranya adalah tata cara penamaan dari Senyawa Alkohol tersebut itu sendiri."


A. Pengertian Alkohol
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil (-OH).

B. Rumus Umum Alkohol
Secara umum, rumus umum untuk senyawa alkohol adalah sebagai berikut:


CnH2n+1OH / CnH2n+2

Meski demikian, rumus senyawa alkohol yang lebih mudah dipahami adalah CnH2n+1OH bila dibandingkan dengan CnH2n+2O. Hal ini dikarenakan sebagai berikut
  • Pada rumus pertama, gugus hidroksil (-OH), yang merupakan suatu ciri khas senyawa alkohol, dapat lebih mudah terlihat dan lebih mudah dimengerti bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa alkohol.
  • Hal yang kedua supaya tidak rancu dengan rumus eter dimana eter juga memiliki rumus umum CnH2n+2O.

C. Tata Cara Penamaan Alkohol

Terdapat dua cara penamaan senyawa alkohol yang secara umum dipakai saat ini, yaitu sebagai berikut
  1. Tata Cara IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)
  2. Langkah-langkah yang dilakukan untuk penamaan senyawa alkohol dengan tata cara IUPAC adalah sebagai berikut:
    • Rantai karbon terpanjang dalam molekul yang memiliki gugus hidroksil (-OH) dipilih sebagai rantai utama/induk dan diberi penamaan sesuai dengan tata cara penamaan alkana tetapi berakhiran dengan "-ol".
    • Penomoran pada rantai utama dimulai dari ujung yang terdekat dengan gugus hidroksil (-OH).
    • Jika ada lebih dari satu gugus hidroksil (-OH), akhiran -ol diganti dengan -diol, -triol, dan sebagainya.
    • Setiap cabang dari rantai utama disebut dengan substituen/gugus alkil dan diberi nama sesuai dengan substituen/gugus alkil tersebut.
    • Posisi cabang ditunjukkan dengan awalan angka.
    • Bila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja dan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di; 3 = tri; 4 = tetra; 5 = penta, dan seterusnya.
    • Bila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang ditulis sesuai urutan abjad. Misalnya etil ditulis lebih dulu daripada metil.
  3. Tata Cara TRIVIAL
  4. Tata cara TRIVIAL dinyatakan dengan nama gugus fungsi alkil yang mengikat gugus hidroksil (-OH) di ikuti dengan kata alkohol, yaitu sebagai berikut:
    • Tentukan gugus alkil yang mengikat gugus hidroksil.
    • Tambahkan akhiran alkohol setelah nama substituen.
D. Contoh Senyawa Alkohol
Beberapa contoh dari tata cara penamaan senyawa alkohol dapat dilihat pada Tabel 1 seperti dibawah ini.


E. Daftar Pustaka
- Dewan, S.K., 2015, Kimia Organik Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
- Fessenden, Fessenden, 1986, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
- Petrucci, Hardwood, Herring, Madura, 2011, Kimia Dasar, Prinsip Prinsip & Aplikasi Modern, Edisi Kesembilan, Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Pembuatan Alkena dari reduksi Alkuna

Secara umum, Alkana dapat dibuat dari Alkuna melalui "reaksi hidrogenisasi".

Meski demikian, reaksi hidrogenisasi bersifat eksoterm, dimana reaksi ini tidak berjalan secara spontan dikarenakan energi pengaktifannya yang sangat tinggi. Proses pemanasan tidak dapat mensuplai energi yang cukup untuk membawa molekul itu ke keadaan transisi.
Namun, reaksi ini akan berjalan lancar bila ditambahkan suatu katalis.
(Sumber: Fessenden, Fessenden, 1996, Jilid 1, hal. 409)



Katalis teracuni (Poisoned Catalyst) yakni katalis yang terdeaktivasi sebagian, digunakan untuk hidrogenasi suatu alkuna menjadi alkena, dan tidak terus menjadi alkana.
(Sumber: Fessenden, Fessenden, 1996, Jilid 1, hal. 410)

Untuk membuat Alkuna dari Alkena dapat digunakan dua metode, yaitu sebagai berikut:
  • Dengan Katalis Lindar 
  • Katalis Lindar adalah katalis hidrogen yang dibuat dengan mengendapkan paladium pada kalsium karbonat dan mengolah campuran ini dengan timbal asetat dan kuinolina. Secara umum hasil yang didapatkan pada metode ini adalah cis-alkena.
    (Sumber: Petrucci, Hardwood, Herring, 2011, Jilid 3, hal. 303)
    Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
  • Dengan menggunakan natrium dalam amonia cair
  • Dengan menggunakan natrium dalam amonia cair sebagai agen hidrogenasi maka dihasilkan trans-alkena.
    (Sumber: Petrucci, Hardwood, Herring, 2011, Jilid 3, hal. 303)
    Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


DAFTAR PUSTAKA
- Dewan, S.K., 2015, Kimia Organik Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
- Fessenden, Fessenden, 1986, Kimia Organik, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta
- Petrucci, Hardwood, Herring, Madura, 2011, Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern, Jilid 3, Penerbit Erlangga, Jakarta
MEMELIHARA MUSANG PANDAN
(LUWAK)


Pengenalan Musang
Hayu.. kita memelihara musang...
Saat ini keberadaan musang di beberapa daerah sudah mulai berkurang.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti perburuan musang, sebagian musang tidak termasuk binatang yang dilindungi, dan musang dianggap/termasuk hama bagi sebagian masyarakat Indonesia. Memelihara musang tentu saja dapat membantu keberadaan/eksistensi dari binatang itu sendiri.

Musang merupakan sebuah binatang yang sangat eksotik, unik, dan secara umum tidak menyusahkan. Musang merupakan binatang Noktunal yang secara umum lebih aktif di malam hari bila dibandingkan di siang hari. Sehingga, keaktifan binatang ini sedikit berkurang di siang hari tetapi keaktifan musang akan sangat terlihat pada waktu malam hari. Bagi sebagian penggemar musang, musang adalah binatang yang cukup menarik. Musang secara umum hanya patuh dan mengikuti si pemilik atau si pemeliharanya saja.



Jenis-Jenis Musang
Musang sendiri memiliki beberapa jenis dan berbagai macam ukuran dari yang ukuran seperti kucing (musang rase)  hingga berukuran besar seperti anjing, yaitu musang binturong. Musang binturong merupakan salah satu jenis musang yang dilindungi dan saat ini jumlah persebarannya sangat terbatas.

Bau Khas
Tidak menyerupai binantang lain, musang secara umum dapat mengeluarkan bau yang sangat khas. Bebauan yang dikeluarkan oleh musang dihasilkan dari kelenjar minyak pada bagian dalam sekitar ekor musang. Pada musang pandang/luwak, bebauan yang dikeluarkan akan menyerupai bau pandan.

Makanan Musang Pandan
Di dalam memelihara binatang tentu saja makanan adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan agar binatang tersebut dapat tetap bertahan hidup dan berkembang. Makanan yang tepat akan membuat binatang peliharaan kita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Secara umum, makanan musang pandan tidak terlalu susah. Pada waktu kecil musang pandan dapat diberi makan dengan menggunakan bubur bayi seperti Cerelac/Promina. Makanan ini dapat diberikan sampai musang berumur dewasa.
Setelah dewasa, makanan musang dapat lebih beragam lagi. Musang dewasa menyukai berbagai macam buah-buahan seperti pisang, papaya, mangga, dan durian juga. Kerupuk terung yang disukai oleh masyakat juga termasuk makanan yang dapat dimakan oleh musang.